STANDAR KOMPETENSI :
- Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
- Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan ( antara lain PKI madiun 1948, DI/TII, Andi Azis, RMS, PRRI Permesta G 30 S/1965 )
MATERI POKOK :GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
A. LATAR
BELAKANG
Partai
Komunis Indonesia sudah dua kali melakukan usaha kudeta / perebutan kekuasaan.
Usaha yang
pertama pada tahun 1948 mengalami kegagalan karena PKI terlalu
terburu – buru untuk melakukan kudeta
padahal persiapannya belum matang.Sehingga
pemerintah melalui TNI dapat dengan mudah menumpasgerakan
Selama
kurun waktu 1948 – 1965 PKI berusaha menyusun kekuatan kembali untuk melakukan
kudeta. Selama ±
17 tahun, PKI berusaha keras menyusun kekuatan untuk
mewujudkan tujuan dan ambisi gerakan mereka.
Mereka melakukan berbagai usaha
agar tujuannya tercapai. Namun, PKI tidak mau gegabah sehingga dalam
melakukan
berbagai usaha, mereka memakai cara dan taktik yang lebih bersifat damai.
Faktor
– factor yang mendorong PKI untuk melakukan pemberontakan tahun 1965 :
a.
PKI ingin mendirikan negara sendiri
berdasarkan asas komunis
PKI ingin mengganti ideologi Pancasila dengan
ideologi komunis. Paham yang ingin mengangkat derajat rakyat kecil ( kaum buruh & tani ), dengan pinsip sama rata- sama rasa .
Dalam paham ini, tidak dikenal adanya Tuhan, mereka tidak mengakui adanya
ke-Esa-an dan keberadaan Tuhan. PKI
berpendapat bahwa paham mereka lebih baik dan lebih pantas digunakan untuk
memimpin negara Indonesia.
b.
PKi ingin melakukan perebutan kekuasaan Presiden
Soekarno ( kudeta )
Setelah berhasil mendekati dan mempengaruhi
Presiden Soekarno, PKI ingin segera mengambil alih kepemimpinan dengan
melakukan kudeta. Selain itu, PKI juga melihat kesehatan Presiden
Soekarno yang terus memburuk sehingga tidak lagi bisa dimanfaatkan.
B.
USAHA – USAHA YANG DI LAKUKAN PKI UNTUK MEMPERLUAS
PENGARUHNYA
a)
Mengadakan perekrutan anggota
Untuk mewujudkan cita – citanya, PKI melakukan
usaha perekrutan anggota, karena basis kaum tani dan buruh masih lemah mereka bekerja
sama dengan kaum borjuis. Dari tahun ke tahun, jumlah anggota PKI mengalami
perkembangan pesat. Pada tahun 1965, yang terdaftar menjadi anggota partai tercatat
3,5 juta. Jumlah ini akan meningkat jika ditambah dari organisasi yang
berafiliasi dengan PKI menjadi 20 juta. PKI menjadi partai komunis terbesar di
luar negara – negara komunis
b)
Pada akhir tahun 1963, PKI melancarkan “ aksi sepihak “
PKI beserta para pendukungnya mengambil alih
tanah penduduk dan tanah perkebunan milik pemerintah, kemudian membuka lahan
pertanian atau pemukiman di atas tanah yang diduduki. Proses pengambilalihan
tanah ini di lakukan dengan jalan kekerasan dan pemaksaan.
Ex. Peristiwa Jengkol, Peristiwa Indramayu, Peristiwa
Boyolali
c)
Indoktrinasi melalui Lembaga Kebudayaan Rakyat
( LEKRA )
Lekra merupakan sat organisasi pendukung PKI
yang bergerak dalam bidang kebudayaan. Melalui lembaga ini, PKI berusaha
menyebarkan paham komunis. Lekra menyerang dan memusuhi Manikebu yang merupakan
wadah kelompok budayawan karena dianggap antirevolusioner dan berbau liberalism
serta dibiyai oleh CIA. PKI menyerang Manikebu ( Manifestasi kebudayaan ) karena
lembaga ini menentang adanya dominasi ideology tertentu dalam kegiatan seni dan
intelektual. Karena tuduhan yang dilancarkan PKI, manikebu dibubarkan juga oleh
Presiden Soekarno dan di larang berorganisasi.
d)
Menyusup dalam tubuh ABRI, AL, dan Kepolisian
PKI juga mempengaruhi beberapa orang perwira
dalam tubuh ABRI, TNI AL, dan Kepolisian Negara, sehingga muncul sikap saling
curiga diantara anggota dan angkatan tersebut.
Dalam tubuh ABRI, PKI membentuk polibiro untuk
menentukan dan melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan ABRI. PKI merekrut
anggota ABRI yang bersimpati dengan PKI Madiun, anggota yang kecewa dan sakit
hati dan anggota ABRI yang masih muda.
e)
Membentuk angkatan kelima yang di persenjatai
DN Aidit, ketua Comitte Central ( CC ) PKI
menuntut pemerintah agar mempersenjatai kaum buruh dan tani dengan membentuk
angkatan kelima. Gagasan ini berasal dari Perdana Menteri RRC, Chou En Lai yang
disampaikan kepada Presiden Soekarno. Ketika usul tersebut diajukan kepada
semua panglima, maka hanya Menteri Panglima Angkatan Udara yang mendukung cita
– cita PKI ini. Sedangkan Menteri Panglima dari Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Kepolisian menolaknya.
f)
Mempersiapkan sukarelawan untuk Dwikora
Usaha ini hanya sebagai kedok PKI, PKI secara
terang-terangan melatih para anggota pemuda rakyat dan GERWANI dengan
ketrampilan teknis militer, seperti tata cara menggunakan senjata dan
berperang. Tempat latihan di sekitar Lubang Buaya, Pondok Gede , Jakarta Timur.
g)
Menyebarkan isu tentang kesehatan Presiden Soekarno
PKI sangat tergantung pada Presiden Soekarno,
sehingga ketika mendengar kabar bahwa Presiden Soekarno sakit keras dan bahkan
bisa lumpuh dan meninggal segera dimanfaatkan oleh PKI. PKI menyebarkan berita
ini sebagai alasan mempercepat kudeta sebelum kematian Presiden Soekarno. PKI langsung
menyusun kekuatan fisik bersenjata dengan mengadakan latihan militer Pemuda
Rakyat dan Gerwani
h)
PKI melancarkan fitnah tentang adanya Dewan
Jenderal dalam AD yang ingin melakukan kudeta
Kegagalan dalam membentuk angkatan kelima
membuat PKI melancarkan strategi terbaru. PKI melancarkan fitnah bahwa dalam
tubuh AD ada Dewan Jendral yang ingin merebut kekuasaan Presiden Soekarno (
kudeta ) . Fitnah ini berdasarkan dokumen Gilchrist yang ditemukan di rumah
Duta Besar Inggris. Pernyataan PKI ini dibantah oleh AD. Isu Dewan Jendral dan
Dokumen Gilchrist menyebabkan PKI membuat gerakan tanding yang diberi nama
Dewan Revolusi yang diketuai Letkol Untung Sutopo.
C. GERAKAN 30
SEPTEMBER 1965
Bentuk
– bentuk gerakan yang di lakukan PKI pada tanggal 30 September 1965 adalah :
a.
Mengadakan rapat Koordinasi terakhir pada
Kamis, 30 September 1965
Isu tentang kesehatan Presiden Soekarno
membuat PKI ingin segera mewujudkan rencana kudeta. Rapat koordinasi Dewan
Militer Polit biro PKI yang dihadiri
pimpinan tertinggi PKI, DN. Aidit memutuskan untuk segera melancarkan
gerakan operasi membabat semua musuh – musuh revolusi.Hari H dan jam yang telah
ditentukan disepakati untuk memulai gerakan operasi.
b.
Menculik sejumlah perwira tinggi Angkatan
Darat ( AD )
PKI melakukan penculikan terhadap para perwiratinggi AD yang mereka yakini akan melakukan tindakan makar terhadap Presiden
Soekano secara serentak pada 1 Oktober
1965 dini hari. Operasi ini dipimpin oleh Letkol Untung dengan pasukan Cakrabirawa
( sekarang PasPamPres), para pemuda Rakyat dan Gerwani. Target penculikan
mereka adalah Jenderal A.H. Nasution, Letjen Achmad Yani, Mayjen Suprapto,
Mayjen S. Parman, Mayjen M.T. Haryono, Brigjen Sutoyo S, Brigjen D.I.
Panjaitan. PKI gagal menculik A. H. Nasution namun putrinya Ade Irma Suryani
menjadi korban keganasan PKI.
Para jenderal yang menjadi target penculikan dan pembunuhan PKI :
Kemudian, PKI membawa para korban ke Lubang Buaya dan memasukkan jenasah mereka setelah menyiksa dan memaksa mereka menandatangani pernyataan yang berisi pengakuan tentang Dewan Jenderal.
Para jenderal yang menjadi target penculikan dan pembunuhan PKI :
Kemudian, PKI membawa para korban ke Lubang Buaya dan memasukkan jenasah mereka setelah menyiksa dan memaksa mereka menandatangani pernyataan yang berisi pengakuan tentang Dewan Jenderal.
c.
Menguasai Gedung RRI di Jalan Merdeka Barat,
Jakarta
Setelah berhasil menculik dan menyiksa para
jendral AD, PKI melakukan langkah selanjutnya. PKI menguasai gedung RRI dan
menyiarkan berita bahwa mereka berhasil “mengamankan ibu kota Jakarta &
menindak para dewan jenderal yang ingin melakukan kudeta terhadap kekuasaan
Presiden Soekarno. PKI juga berhasil menguasai gedung telekomunikasi
d.
Menguasai Monas dan istana kepresidenan
Pada pagi 1 Oktober 1965, kawasan merdeka di
sekitar Monas dan istana kepresidenan juga dijaga oleh pasukan – pasukan dari
Kodam Diponegoro ( Yon 454 – bekas batalyon Untung) dan Brawijaya ( Yon 530 )
atas perintah pimpinan pemberontak.
e.
Gerakan 30 September di berbagai daerah
Selain di Jakarta, PKI juga melakukan gerakan
di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Klaten, Solo, Bandung, dll. Di
Yogyakarta, PKI menculik dan membunuh Kolonel Katamso & Letkol Sugiyono.
PKI juga melakukan terror bahkan pembunuhan terhadap kelompok non komunis
terutama kaum agama & nasionalis.
D. OPERASI
PENUMPASAN G 30 S/PKI
Karena terjadi kekosongan pimpinan Angkatan Darat, Mayjen Soeharto merasa bertanggung jawab atas keamanan ibukota Jakarta dan Presiden Soekarno. Soeharto kemudian memimpin koordinasi dan operasi penumpasan G 30 S/PKI. Soeharto kemudian berhasil mengusai kembali RRI . Langkah selanjutnya mengepung Lubang Buaya dan mencari keberadaan para jenderal yang di culik. Soeharto juga berhasil menyeret pelaku gerakan 30 september ke Mahmilub yang mengakibatkan mereka mendapatkan hukuman mati maupun mendekam penjara selama bertahun –tahun.
Karena terjadi kekosongan pimpinan Angkatan Darat, Mayjen Soeharto merasa bertanggung jawab atas keamanan ibukota Jakarta dan Presiden Soekarno. Soeharto kemudian memimpin koordinasi dan operasi penumpasan G 30 S/PKI. Soeharto kemudian berhasil mengusai kembali RRI . Langkah selanjutnya mengepung Lubang Buaya dan mencari keberadaan para jenderal yang di culik. Soeharto juga berhasil menyeret pelaku gerakan 30 september ke Mahmilub yang mengakibatkan mereka mendapatkan hukuman mati maupun mendekam penjara selama bertahun –tahun.
E. DAMPAK
GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
a.
Di bidang politik
®
Terjadinya ketidakstabilan politik
®
Terjadinya konflik horizontal ( antar penduduk ) yakni orang – orang anti
komunis
dengan anggota PKI
®
Mulai merosotnya kewibawaan Presiden
Soekarno karena Presiden Soekano
tidak mengutuk tindakan PKI dan tidak mengambil tindakan tegas terhadap
PKI
b.
Di bidang ekonomi
●
Kelangkaan bahan makanan
● Harga
barang – barang melambung tinggi
●
Inflasi mencapai 100 % setahun
● Harga
bahan bakar naik
c.
Di bidang social
Dampak di bidang social berupa gerakan
demonstrasi rakyat dan mahasiswa menuntut Presiden Soekarno menyelesaikan
berbagai konflik dan mengambil tindakan tegas terhadap PKI.
F. BERBAGAI
KONTROVERSI PELAKU / DALANG G 30 SEPTEMBER 1965
Setelah Orde Baru jatuh, materi tentang gerakan 30 September 1965 menjadi perdebatan. Sebagian kalangan berpendapat materi ini tidak usah dimasukkan dalam kurikulum pengajaran lagi karena banyak kejanggalan tentang kejadian yang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965. Sebagian lagi berpendapat materi ini harus tetap disampaikan. Alasannya, peristiwa ini mau tidak mau ikut menyumbang terjadinya pergantian orde lama ke orde baru, pergantian era dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto. Namun, materi yang disampaikan harus membeberkan kontroversi yang ada seputar dalang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965.
Hal ini disebabkan karena selama pemerintahan Orde Baru, tudingan pelaku gerakan 30 September 1965 hanya ditujukan kepada PKI. PKI sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas peristiwa ini.Selama pemerintahan Presiden Soeharto, setiap tanggal 30 September diputar film tentang aksi yang dilakukan PKI. Alasan pemutaran ini sebagai penghormatan pada tujuh jenderal yang terbunuh pada peristiwa ini. Namun, film ini tidak lagi diputar setelah Soeharto lengser.
Setelah Orde Baru jatuh, banyak kontroversi yang muncul tentang siapa dalang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965. Sebenarnya siapa sosok dibalik peristiwa 30 September 1965.Berbagai kontroversi tentang sosok dibalik peristiwa 30 September 1965 diantaranya mengacu pada :
Setelah Orde Baru jatuh, materi tentang gerakan 30 September 1965 menjadi perdebatan. Sebagian kalangan berpendapat materi ini tidak usah dimasukkan dalam kurikulum pengajaran lagi karena banyak kejanggalan tentang kejadian yang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965. Sebagian lagi berpendapat materi ini harus tetap disampaikan. Alasannya, peristiwa ini mau tidak mau ikut menyumbang terjadinya pergantian orde lama ke orde baru, pergantian era dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto. Namun, materi yang disampaikan harus membeberkan kontroversi yang ada seputar dalang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965.
Hal ini disebabkan karena selama pemerintahan Orde Baru, tudingan pelaku gerakan 30 September 1965 hanya ditujukan kepada PKI. PKI sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas peristiwa ini.Selama pemerintahan Presiden Soeharto, setiap tanggal 30 September diputar film tentang aksi yang dilakukan PKI. Alasan pemutaran ini sebagai penghormatan pada tujuh jenderal yang terbunuh pada peristiwa ini. Namun, film ini tidak lagi diputar setelah Soeharto lengser.
Setelah Orde Baru jatuh, banyak kontroversi yang muncul tentang siapa dalang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965. Sebenarnya siapa sosok dibalik peristiwa 30 September 1965.Berbagai kontroversi tentang sosok dibalik peristiwa 30 September 1965 diantaranya mengacu pada :
a.PKI
PKI berambisi menguasai dan memimpin negara
Republik Indonesia dan ingin menjadikan negara ini sebagai negara yang
berhaluan komunis. PKI ditengarai sebagai dalang gerakan 30 September karena
orang – orang PKI yang melakukan penculikan dan pembunuhan para jenderal. Fakta
tentang dugaan ini berupa adanya aksi penumpasan terhadap anggota PKI dan
ditangkapnya anggota – anggota PKI, termasuk Aidit dan Untung. Mereka diadili
dan mendapatkan hukuman atas aksi penculikan dan pembunuhan
b. Ir. Soekarno
Presiden Soekarno ditengarai sebagai dalang
aksi penculikan dan pembunuhan para Jenderal karena Presiden Soekarno ingin
menyingkirkan pihak – pihak yang “berseberangan “ dengan kebijakannya. Para Jenderal
tersebut termasuk vocal menentang kebijakan Presiden Soekarno.
c.
Soeharto
Fakta bahwa Soeharto sebagai dalang dibalik
peristiwa Gerakan 30 September baru terkuak setelah berakhirnya era
kepemimpinan Soeharto. Selama menjabat sebagai presiden ( 32 tahun ), tidak ada
pihak – pihak yang berani mengaitkan nama Soeharto dengan PKI. Setelah Soeharto
lengser, barulah muncul banyak fakta
dan kontroversi bahwa Soeharto terlibat dalam Gerakan 30 September. Saat itu,
Soeharto sudah mengetahui akan adanya aksi penculikan dan pembunuhan terhadap
para Jenderal Angkatan Darat, namun Soeharto tidak bereaksi.
d.CIA
Dugaaan keterlibatan agen rahasia Amerika
Serikat – CIA muncul karena Amerika Serikat tidak ingin Indonesia menjadi negara komunis. Saat itu,
Amerika Serikat sedang terlibat perang dingin dengan Uni Soviet, sehingga,
Amerika Serikat memberikan dana untuk mencegah Indonesia menjadi negara
komunis.
Menurut David T. Johnson (1976) dalam buku
yang sama mengatakan bahwa ada enam skenario yang dapat dijalankan Amerika
Seriikat dalam menghadapi situasi yang memanas di Indonesia menjelang tahun
1965 yaitu : (1) Membiarkan saja, (2) Membujuk Soekarno mengubah kebijakan, (3)
Menyingkirkan Soekarno, (4) Mendorong Angkatan darat mengambil alih kekuasaan,
(5) Merusak kekuatan PKI, (6) Merekayasa kehancuran PKI sekaligus kejatuhan
Sukarno. Dan ternyata skenario yang terakhir yang dilakukan.
Dari peristiwa gerakan 30 September 1965, banyak hikmah yang bisa diambil, bagaimana mensikapi suatu peristiwa - peristiwa sejarah. Sejarah bisa menjadi alat politik untuk mempertahankan kekuasaan. Ketika seseorang sudah kehilangan kekuasaannya, bisa memunculkan suatu paradigma baru. Kekuasaan tidak langgeng karena dapat dengan mudah hilang. Semoga para siswa bisa bijaksana mengambil keputusan apabila mendapat kepercayaa memegang kekuasaan, walaupun dalam lingkup yang kecil.
Dari peristiwa gerakan 30 September 1965, banyak hikmah yang bisa diambil, bagaimana mensikapi suatu peristiwa - peristiwa sejarah. Sejarah bisa menjadi alat politik untuk mempertahankan kekuasaan. Ketika seseorang sudah kehilangan kekuasaannya, bisa memunculkan suatu paradigma baru. Kekuasaan tidak langgeng karena dapat dengan mudah hilang. Semoga para siswa bisa bijaksana mengambil keputusan apabila mendapat kepercayaa memegang kekuasaan, walaupun dalam lingkup yang kecil.