Kamis, 18 Oktober 2012

Gerakan 30 September 1965 Dan kontroversinya





STANDAR KOMPETENSI :
  • Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
KOMPETENSI DASAR :
  •  Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari ancaman disintegrasi bangsa terutama dalam bentuk pergolakan dan pemberontakan ( antara lain PKI madiun 1948, DI/TII, Andi Azis, RMS, PRRI Permesta G 30 S/1965 )       
           
MATERI POKOK :GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965


GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
A.     LATAR BELAKANG 
 Partai Komunis Indonesia sudah dua kali melakukan usaha kudeta / perebutan kekuasaan. Usaha  yang
pertama pada tahun 1948 mengalami kegagalan karena PKI terlalu terburu – buru untuk melakukan kudeta 
padahal persiapannya belum matang.Sehingga pemerintah melalui TNI dapat dengan mudah menumpasgerakan 
PKI Madiun. 
 
 Selama kurun waktu 1948 – 1965 PKI berusaha menyusun kekuatan kembali untuk melakukan kudeta. Selama ±
 17 tahun, PKI berusaha keras menyusun kekuatan untuk mewujudkan tujuan dan ambisi gerakan mereka.
 Mereka melakukan berbagai usaha agar tujuannya tercapai. Namun, PKI tidak mau gegabah sehingga dalam
melakukan berbagai usaha, mereka memakai cara dan taktik yang lebih bersifat damai.
             Faktor – factor yang mendorong PKI untuk melakukan pemberontakan tahun 1965 :
a.        PKI ingin mendirikan negara sendiri berdasarkan asas komunis
PKI ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Paham yang ingin mengangkat derajat rakyat kecil         ( kaum buruh & tani  ), dengan pinsip sama rata- sama rasa . Dalam paham ini, tidak dikenal adanya Tuhan, mereka tidak mengakui adanya ke-Esa-an  dan keberadaan Tuhan. PKI berpendapat bahwa paham mereka lebih baik dan lebih pantas digunakan untuk memimpin negara Indonesia.
b.       PKi ingin melakukan perebutan kekuasaan Presiden Soekarno ( kudeta )
Setelah berhasil mendekati dan mempengaruhi Presiden Soekarno, PKI ingin segera mengambil alih kepemimpinan dengan melakukan kudeta. Selain itu, PKI juga melihat kesehatan Presiden Soekarno yang terus memburuk sehingga tidak lagi bisa dimanfaatkan.
B.     USAHA – USAHA YANG DI LAKUKAN PKI UNTUK MEMPERLUAS PENGARUHNYA
a)          Mengadakan perekrutan anggota
Untuk mewujudkan cita – citanya, PKI melakukan usaha perekrutan anggota, karena basis kaum tani dan buruh masih lemah mereka bekerja sama dengan kaum borjuis. Dari tahun ke tahun, jumlah anggota PKI mengalami perkembangan pesat. Pada tahun 1965, yang terdaftar menjadi anggota partai tercatat 3,5 juta. Jumlah ini akan meningkat jika ditambah dari organisasi yang berafiliasi dengan PKI menjadi 20 juta. PKI menjadi partai komunis terbesar di luar negara – negara komunis
b)         Pada akhir tahun 1963, PKI melancarkan  “ aksi sepihak “
PKI beserta para pendukungnya mengambil alih tanah penduduk dan tanah perkebunan milik pemerintah, kemudian membuka lahan pertanian atau pemukiman di atas tanah yang diduduki. Proses pengambilalihan tanah ini di lakukan dengan jalan kekerasan dan pemaksaan.
Ex. Peristiwa Jengkol, Peristiwa Indramayu, Peristiwa Boyolali
c)          Indoktrinasi melalui Lembaga Kebudayaan Rakyat ( LEKRA )
Lekra merupakan sat organisasi pendukung PKI yang bergerak dalam bidang kebudayaan. Melalui lembaga ini, PKI berusaha menyebarkan paham komunis. Lekra menyerang dan memusuhi Manikebu yang merupakan wadah kelompok budayawan karena dianggap antirevolusioner dan berbau liberalism serta dibiyai oleh CIA. PKI menyerang Manikebu ( Manifestasi kebudayaan ) karena lembaga ini menentang adanya dominasi ideology tertentu dalam kegiatan seni dan intelektual. Karena tuduhan yang dilancarkan PKI, manikebu dibubarkan juga oleh Presiden Soekarno dan di larang berorganisasi.
d)         Menyusup dalam tubuh ABRI, AL, dan Kepolisian
PKI juga mempengaruhi beberapa orang perwira dalam tubuh ABRI, TNI AL, dan Kepolisian Negara, sehingga muncul sikap saling curiga diantara anggota dan angkatan tersebut.
Dalam tubuh ABRI, PKI membentuk polibiro untuk menentukan dan melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan ABRI. PKI merekrut anggota ABRI yang bersimpati dengan PKI Madiun, anggota yang kecewa dan sakit hati dan anggota ABRI yang masih muda.
e)         Membentuk angkatan kelima yang di persenjatai
DN Aidit, ketua Comitte Central ( CC ) PKI menuntut pemerintah agar mempersenjatai kaum buruh dan tani dengan membentuk angkatan kelima. Gagasan ini berasal dari Perdana Menteri RRC, Chou En Lai yang disampaikan kepada Presiden Soekarno. Ketika usul tersebut diajukan kepada semua panglima, maka hanya Menteri Panglima Angkatan Udara yang mendukung cita – cita PKI ini. Sedangkan Menteri Panglima dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Kepolisian  menolaknya.
f)           Mempersiapkan sukarelawan untuk Dwikora
 
Usaha ini hanya sebagai kedok PKI, PKI secara terang-terangan melatih para anggota pemuda rakyat dan GERWANI dengan ketrampilan teknis militer, seperti tata cara menggunakan senjata dan berperang. Tempat latihan di sekitar Lubang Buaya, Pondok Gede , Jakarta Timur.
g)          Menyebarkan isu tentang kesehatan Presiden Soekarno
PKI sangat tergantung pada Presiden Soekarno, sehingga ketika mendengar kabar bahwa Presiden Soekarno sakit keras dan bahkan bisa lumpuh dan meninggal segera dimanfaatkan oleh PKI. PKI menyebarkan berita ini sebagai alasan mempercepat kudeta sebelum kematian Presiden Soekarno. PKI langsung menyusun kekuatan fisik bersenjata dengan mengadakan latihan militer Pemuda Rakyat dan Gerwani
h)         PKI melancarkan fitnah tentang adanya Dewan Jenderal dalam AD yang ingin melakukan kudeta
Kegagalan dalam membentuk angkatan kelima membuat PKI melancarkan strategi terbaru. PKI melancarkan fitnah bahwa dalam tubuh AD ada Dewan Jendral yang ingin merebut kekuasaan Presiden Soekarno ( kudeta ) . Fitnah ini berdasarkan dokumen Gilchrist yang ditemukan di rumah Duta Besar Inggris. Pernyataan PKI ini dibantah oleh AD. Isu Dewan Jendral dan Dokumen Gilchrist menyebabkan PKI membuat gerakan tanding yang diberi nama Dewan Revolusi yang diketuai Letkol Untung Sutopo.
C.     GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
               Bentuk – bentuk gerakan yang di lakukan PKI pada tanggal 30 September 1965 adalah :
a.        Mengadakan rapat Koordinasi terakhir pada Kamis, 30 September 1965
Isu tentang kesehatan Presiden Soekarno membuat PKI ingin segera mewujudkan rencana kudeta. Rapat koordinasi Dewan Militer Polit biro PKI yang dihadiri  pimpinan tertinggi PKI, DN. Aidit memutuskan untuk segera melancarkan gerakan operasi membabat semua musuh – musuh revolusi.Hari H dan jam yang telah ditentukan disepakati untuk memulai gerakan operasi.
 

b.       Menculik sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat (  AD )
PKI melakukan penculikan terhadap para perwiratinggi AD yang mereka yakini akan melakukan tindakan makar terhadap Presiden Soekano secara serentak  pada 1 Oktober 1965 dini hari. Operasi ini dipimpin oleh Letkol Untung dengan pasukan Cakrabirawa ( sekarang PasPamPres), para pemuda Rakyat dan Gerwani. Target penculikan mereka adalah Jenderal A.H. Nasution, Letjen Achmad Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen S. Parman, Mayjen M.T. Haryono, Brigjen Sutoyo S, Brigjen D.I. Panjaitan. PKI gagal menculik A. H. Nasution namun putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban keganasan PKI. 
Para jenderal yang menjadi target penculikan dan pembunuhan PKI : 


Kemudian, PKI membawa  para korban ke Lubang Buaya dan memasukkan jenasah mereka setelah menyiksa dan memaksa mereka menandatangani pernyataan yang berisi pengakuan tentang Dewan Jenderal.
c.        Menguasai Gedung RRI di Jalan Merdeka Barat, Jakarta
Setelah berhasil menculik dan menyiksa para jendral AD, PKI melakukan langkah selanjutnya. PKI menguasai gedung RRI dan menyiarkan berita bahwa mereka berhasil “mengamankan ibu kota Jakarta & menindak para dewan jenderal yang ingin melakukan kudeta terhadap kekuasaan Presiden Soekarno. PKI juga berhasil menguasai gedung telekomunikasi
d.       Menguasai Monas dan istana kepresidenan
Pada pagi 1 Oktober 1965, kawasan merdeka di sekitar Monas dan istana kepresidenan juga dijaga oleh pasukan – pasukan dari Kodam Diponegoro ( Yon 454 – bekas batalyon Untung) dan Brawijaya ( Yon 530 ) atas perintah pimpinan pemberontak.
e.       Gerakan 30 September di berbagai daerah
Lubang Buaya...Selain di Jakarta, PKI juga melakukan gerakan di berbagai daerah seperti Yogyakarta, Klaten, Solo, Bandung, dll. Di Yogyakarta, PKI menculik dan membunuh Kolonel Katamso & Letkol Sugiyono. PKI juga melakukan terror bahkan pembunuhan terhadap kelompok non komunis terutama kaum agama & nasionalis.

D.    OPERASI PENUMPASAN G 30 S/PKI 
      Karena terjadi kekosongan pimpinan Angkatan Darat, Mayjen Soeharto merasa bertanggung jawab atas keamanan ibukota Jakarta dan Presiden Soekarno. Soeharto kemudian memimpin koordinasi dan operasi penumpasan G 30 S/PKI. Soeharto kemudian berhasil mengusai kembali RRI . Langkah selanjutnya mengepung Lubang Buaya dan mencari keberadaan para jenderal yang di culik. Soeharto juga berhasil  menyeret pelaku gerakan 30 september ke Mahmilub yang mengakibatkan mereka mendapatkan hukuman mati maupun mendekam penjara selama bertahun –tahun.
 Soeharto saat penumpasan G 30S PKI
E.     DAMPAK GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
a.        Di bidang politik
® Terjadinya ketidakstabilan politik
® Terjadinya konflik horizontal ( antar penduduk ) yakni orang – orang anti komunis
     dengan anggota PKI
® Mulai merosotnya kewibawaan  Presiden Soekarno karena Presiden Soekano
    tidak mengutuk tindakan PKI dan tidak mengambil tindakan tegas terhadap PKI
b.       Di bidang ekonomi
  Kelangkaan bahan makanan
  Harga barang – barang melambung tinggi
  Inflasi mencapai 100 % setahun
  Harga bahan bakar naik
c.        Di bidang social
Dampak di bidang social berupa gerakan demonstrasi rakyat dan mahasiswa menuntut Presiden Soekarno menyelesaikan berbagai konflik dan mengambil tindakan tegas terhadap PKI.

F.     BERBAGAI KONTROVERSI PELAKU / DALANG G 30 SEPTEMBER 1965 
                   Setelah Orde Baru jatuh, materi tentang gerakan 30 September 1965 menjadi perdebatan. Sebagian kalangan berpendapat materi ini tidak usah dimasukkan dalam kurikulum pengajaran lagi karena banyak kejanggalan tentang kejadian yang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965. Sebagian lagi berpendapat materi ini harus tetap disampaikan. Alasannya,  peristiwa ini mau tidak mau ikut menyumbang terjadinya pergantian orde lama ke orde baru, pergantian era dari Presiden Soekarno ke Presiden Soeharto. Namun, materi yang disampaikan harus membeberkan kontroversi yang ada seputar dalang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965. 
                      Hal ini disebabkan karena selama pemerintahan Orde Baru, tudingan pelaku gerakan 30 September 1965 hanya ditujukan kepada PKI. PKI sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas peristiwa ini.Selama pemerintahan Presiden Soeharto, setiap tanggal 30 September diputar film tentang aksi yang dilakukan PKI. Alasan pemutaran ini sebagai penghormatan pada tujuh jenderal yang terbunuh pada peristiwa ini. Namun, film ini tidak lagi diputar setelah Soeharto lengser. 
                Setelah Orde Baru jatuh, banyak kontroversi yang muncul tentang siapa dalang sebenarnya dari gerakan 30 September 1965. Sebenarnya siapa sosok dibalik peristiwa 30 September 1965.Berbagai kontroversi tentang sosok dibalik peristiwa 30 September 1965 diantaranya mengacu pada :
         a.PKI
PKI berambisi menguasai dan memimpin negara Republik Indonesia dan ingin menjadikan negara ini sebagai negara yang berhaluan komunis. PKI ditengarai sebagai dalang gerakan 30 September karena orang – orang PKI yang melakukan penculikan dan pembunuhan para jenderal. Fakta tentang dugaan ini berupa adanya aksi penumpasan terhadap anggota PKI dan ditangkapnya anggota – anggota PKI, termasuk Aidit dan Untung. Mereka diadili dan mendapatkan hukuman atas aksi penculikan dan pembunuhan
        b. Ir. Soekarno
Presiden Soekarno ditengarai sebagai dalang aksi penculikan dan pembunuhan para Jenderal karena Presiden Soekarno ingin menyingkirkan pihak – pihak yang “berseberangan “ dengan kebijakannya. Para Jenderal tersebut termasuk vocal menentang kebijakan Presiden Soekarno.
       c.  Soeharto
Fakta bahwa Soeharto sebagai dalang dibalik peristiwa Gerakan 30 September baru terkuak setelah berakhirnya era kepemimpinan Soeharto. Selama menjabat sebagai presiden ( 32 tahun ), tidak ada pihak – pihak yang berani mengaitkan nama Soeharto dengan PKI. Setelah Soeharto lengser, barulah muncul banyak fakta dan kontroversi bahwa Soeharto terlibat dalam Gerakan 30 September. Saat itu, Soeharto sudah mengetahui akan adanya aksi penculikan dan pembunuhan terhadap para Jenderal Angkatan Darat, namun Soeharto tidak bereaksi.
       d.CIA
Dugaaan keterlibatan agen rahasia Amerika Serikat – CIA muncul karena Amerika Serikat tidak ingin  Indonesia menjadi negara komunis. Saat itu, Amerika Serikat sedang terlibat perang dingin dengan Uni Soviet, sehingga, Amerika Serikat memberikan dana untuk mencegah Indonesia menjadi negara komunis.
Menurut David T. Johnson (1976) dalam buku yang sama mengatakan bahwa ada enam skenario yang dapat dijalankan Amerika Seriikat dalam menghadapi situasi yang memanas di Indonesia menjelang tahun 1965 yaitu : (1) Membiarkan saja, (2) Membujuk Soekarno mengubah kebijakan, (3) Menyingkirkan Soekarno, (4) Mendorong Angkatan darat mengambil alih kekuasaan, (5) Merusak kekuatan PKI, (6) Merekayasa kehancuran PKI sekaligus kejatuhan Sukarno. Dan ternyata skenario yang terakhir yang dilakukan.

Dari peristiwa gerakan 30 September 1965, banyak hikmah yang bisa diambil, bagaimana mensikapi suatu peristiwa - peristiwa sejarah. Sejarah bisa menjadi alat politik untuk mempertahankan kekuasaan. Ketika seseorang sudah kehilangan kekuasaannya, bisa memunculkan suatu paradigma baru. Kekuasaan tidak langgeng karena dapat dengan mudah hilang. Semoga para siswa bisa bijaksana mengambil keputusan apabila mendapat kepercayaa memegang kekuasaan, walaupun dalam lingkup yang kecil.